Beritabali.com, DENPASAR. Bank Indonesia (BI) mengingatkan adanya potensi kenaikan inflasi Provinsi Bali tahun ini dibanding tahun sebelumnya.
Hal tersebut didorong beberapa faktor mulai dari, meningkatnya aktivitas pariwisata pasca COVID-19,Peningkatan daya beli masyarakat, Normalisasi harga tiket angkutan udara, Peningkatan cukai rokok, dan kenaikan biaya sekolah.
"BI merekomendasikan sejumlah kebijakan pengendalian
inflasi di Provinsi Bali seperti, pembentukan BUMD pangan untuk meningkatkan serapan produksi pertanian dan meningkatkan kualitas produk lokal," jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi
Bali, Trisno Nugroho, Rabu, (7/4).
Selain itu, dalam memperluas cakupan pasar di survei dalam rangka melengkapi data harga bahan pangan di SIGAPURA, Mendorong perluasan penggunaan CAS (Controlled Atmosphere Storage) sebagai tempat penyimpanan surplus produksi, Menjalin kerja sama perdagangan antar daerah, baik intra provinsi, maupun antar provinsi, Pemanfaatan aplikasi digital untuk mendorong kenaikan hasil produksi dan kelancara distribusi, dan Edukasi kepada masyarakat untuk belanja bijak dan pemanfaatan pekarangan untuk penanaman komoditas bahan pangan.
Dalam rangka menyambut Hari Raya
Galungan dan Kuningan April 2021, Bank Indonesia (BI) menekankan 3 (tiga) komoditas perlu diperhatikan yaitu, cabai merah, cabai rawit dan canang sari. Sementara untuk menyambut periode puasa dan Lebaran, harga komoditas cabai rawit, telur ayam ras, bawang merah, tongkol diawetkan dan cabai merah patut diantisipasi.
"Secara historis, seluruh komoditas tersebut sering mengalami kenaikan harga pada hari raya Galungan, Kuningan dan Lebaran selama 3 (tiga) tahun terakhir," pungkasnya.
Penulis : Agung Gede Agung
Editor : I Komang Robby Patria